JAM
Melamunku ditepi peluh
Menatap langit entah apa yang kan terisi
Ditemani suara dentingan detik dari jam dinding ditembok
putih
Aku tersenyum, tersendu, tertawa, bahakan seketika menangis
Memandang waktu yang kian laju
Tak tertangkap jarak pandangku
Aku merenung kepada jam ditembok putih itu
Akan kah ku bisa bertahan sepertinya ?
Terus berputar dan bertunjuk
Tak pedulikan mereka memandang atau tidak
Tak peduli mereka menghargai atau tidak
Tetap berdenting diwaktu yang tepat
tak ada sedektikpun terpatah
hanya memiliki 2 jarum yang membantu
tapi tak pernah jemu melewati sang waktu
ditaburi cahaya kuning dari bohlam atas langit
begitu indah menjadinya
begitu tenang
begitu nyata ..
tak berkata tapi terus meraja
tulus tak berindra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar